“Jangan membeli rumah dulu sebelum kamu yakin akan tinggal di daerah itu.”
Aku lupa pernah baca dimana saran ini, tapi aku setuju banget..
Aku beli rumah pertama di akhir tahun 2013. Pertimbangannya karena sebagian besar teman-temanku sudah punya rumah. Aku juga punya daftar target yang harus dicapai sebelum usia 30. Salah satunya punya rumah. Waktu itu usiaku 29 tahun dan aku merasa harus segera bertindak.
Aku mulai nyari rumah sekitar tahun 2012 dan prosesnya penuh dengan kegalauan. Alasannya adalah jumlah dana yang terbatas. Harga rumah yang mahal dan dana yang aku punya yang belum mencukupi. Tapi aku pengen banget segera punya rumah. Akhirnya aku dapat info dari seorang teman tentang satu perumahan baru di daerah Cikarang yang jumlah DP dan cicilannya cukup terjangkau bagiku. Aku segera survey ke sana. Dan tak butuh banyak pertimbangan aku langsung mengajukan untuk KPR.
Itu lokasinya sangat jauh dari tempatku bekerja, di Jakarta Selatan, tapi waktu itu aku tak begitu peduli. Apalagi ada info bahwa nantinya lokasi itu akan dekat ke stasiun KRL Cikarang. Jadi aku pikir gak akan ada masalah untuk berangkat kerja.
Saat keluarga tau aku beli rumah di sana, mereka semua menyalahkan keputusanku. Keluarga besarku banyak yang tinggal di Kota Bekasi, dan beli rumah di Cikarang itu katanya jauh dari mana-mana. Aku tak begitu peduli dengan pendapat orang-orang. Aku pikir apa yang akan terjadi nanti dipikirkan nanti aja. Yang penting aku segera punya rumah dan target achieved! Punya rumah sebelum usia 30. Yayyy!
Agustus 2014, aku sempat tinggal di rumah itu. Setelah melakukan sedikit renovasi biar layak huni aku pindahan ke sana. Tapi hanya bertahan...seminggu 😁. Aku baru sadar ternyata emang jauh banget. Jadi selama ini biasanya aku datang ke sana pada hari libur dan kondisi jalanan lumayan lancar. Tapi ternyata di hari kerja lumayan macet juga. Perjalanan pulang pergi ke kantor makan waktu sampai lebih dari 6 jam. Aku benar-benar lelah hayati.
Aku sempat ngontrakin rumah itu tapi cuma bertahan setahun. Aku jarang ke sana dan tak bisa memantau keadaan di rumah itu. Kabar terakhir yang aku dengar dari tetangga, orang yang ngontrak udah pindah dan bawa serta pompa air yang baru aku pasang. Astaga! Aku jadi males ngurusin dan malas ke tempat itu. Mungkin sekali setahun doang aku kesana untuk bersih-bersih.
Saat ini, aku berpikir seharusnya dulu aku gak perlu buru-buru beli rumah itu. Mending juga uangnya ditabung aja, kalau udah nemu rumah yang cocok, di lokasi yang tepat, baru deh beli. Daripada begini, rumah tak ditempati juga. Walaupun aku pernah tinggal sebentar disitu, dan kenal dengan beberapa tetangga yang baik dan bersahabat, tapi aku tak begitu tertarik untuk tinggal di lingkungan itu.
Sampai saat ini aku masih menyicil KPR nya. Mungkin nanti akan dijual atau dikontrakin lagi, aku belum tau. Tapi aku pikir membeli rumah itu adalah keputusan salah yang aku ambil. Karena buru-buru dan tak mempertimbangkan dengan matang. Hanya karena target untuk punya rumah sebelum umur sekian dan hanya karena teman-temanku yang lain udah punya rumah.
Aku merasa telah membebani diriku dengan keharusan yang aku buat sendiri. Keharusan darimana aku harus punya apa yang orang lain juga punya? Dan keharusan darimana sebelum usia tertentu harus udah begini begitu?
No comments:
Post a Comment