Friday, December 16, 2022

Moment Menyenangkan Di Desa Wisata Bagot

 Photo by Jessica Lewis on Unsplash

 

Ini adalah kisah perjalanan saya dan keluarga saat berwisata ke Desa Wisata Bagot Samosir pada Mei 2022 lalu.

Desa Wisata Bagot ini terletak di Desa Parlondut, Pangururan, Samosir, Sumatera Utara. Di daerah ini terdapat banyak pohon nira yang menghasilkan tuak yang juga disebut Bagot.

Bagot atau tuak ini adalah salah satu minuman khas Batak yang mengandung alkohol.

Biasanya tuak dijual di warung khusus yang disebut Lapo Tuak. Lapo tuak identik dengan tempat nongkrong dan minum sambil nyanyi-nyanyi khusus pria atau bapak-bapak. Seringkali bapak-bapak ini pulang dalam kondisi mabuk sehabis dari Lapo tuak.

Tampaknya pengelola desa wisata ini sengaja menamainya Desa Wisata Bagot untuk mengubah stigma negatif terhadap tuak tersebut.

Saat kami menyebutkan nama Desa Wisata Bagot kepada supir mobil rental yang kami sewa di Samosir, sang supir sempat bingung. Tampaknya nama itu bukan nama yang familiar baginya.

Namun dia tetap mengikuti arahan kami yang menggunakan google map menuju tempat itu. Tempat itu sekitar 600 meter dari jalan utama menuju perbukitan. Setibanya di depan gerbang  Desa Wisata Bagot, sang supir berseru, "Oh ini sih namanya Kampung Tuak!" Ternyata warga setempat mengenalnya demikian.

Suasana yang sejuk dan pemandangan hijau yang indah menjadi kesan pertama saat kami tiba di tempat ini. Beberapa rumah khas Batak berjejer di daerah itu membuat makin khas wisata Samosir yang unik.

Di halaman rumah Batak itu beberapa anak-anak sedang bermain dan beberapa ibu-ibu berpenampilan sederhana khas warga setempat juga sedang duduk menikmati suasana sore.

Seorang dari ibu itu menyambut kami dengan senyum ramah. Menanyakan kami mau pesan apa.

Kami bertanya cara membeli Bagot. Apakah bisa beli pergelas saja karena kami hanya ingin nyobain aja. Ternyata belinya harus perteko. Jadi kami harus beli 1 teko yang harganya 30 ribu.

Karena tak begitu suka tuak, kami akhirnya pesan kopi dan menikmatinya sambil ngobrol. Disana disediakan tempat duduk yang didekorasi dengan hiasan ulos.

Selain Bagot, ibu tadi juga menawarkan kudapan khas tempat itu yang biasanya disajikan untuk teman minun. Ada Bolu Bagot, Kue Tuktuk Bagot dan Gorengan. Aku penasaran dengan Bolu Bagot ini.

Ternyata bolu ini tak tersedia matang, tapi harus dimasak dulu. Namun tak butuh waktu lama, hanya sekitar 1 jam sudah selesai. Bolu Bagot ini rasanya lembut banget dan moist dan lumayan enak. Harga Bolu Bagot ukuran 22 cm hanya sekitar 40 ribuan.

Kami menghabiskan sekitar 2 jam yang menyenangkan di tempat itu. Sambil ngopi sambil nunggu bolu Bagot matang, sambil ngobrol-ngobrol dengan dengan ibu-ibu dan anak-anak ditempat itu. Sungguh suatu pengalaman yang menyenangkan.

 

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti tantangan menulis 30 hari di Kompasiana - Day 18

https://www.kompasiana.com/rosdayanti/637a39d4c76ba00c82030eb2/moment-menyenangkan-di-desa-wisata-bagot?page=all#section1

No comments:

Post a Comment

Bertahan Hidup dan Tetap Waras adalah Suatu Pencapaian

No one is ahead in life, and no one is behind. Everyone is walking their own journey and will reach their destination in their own time. P...