Photo by Jackson David on Unsplash |
Saat saya mencari tempat wisata di Medan, Sumatra Utara, Rumah Tjong A Fie adalah salah satu yang direkomendasikan untuk dikunjungi.
Rumah Tjong A Fie atau biasa juga disebut Tjong A Fie Mansion adalah sebuah bangunan kediaman tokoh sejarah bernama Tjong A Fie yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan, yang didirikan pada tahun 1900.
Tjong A Fie (1860--1921) adalah seorang saudagar sukses yang berasal dari Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di Sumatra, Indonesia.
Tjong A Fie adalah orang terkaya di Medan pada masanya. Beliau sangat dekat dengan para kaum terpandang di Medan, di antaranya Sultan Deli serta para pejabat kolonial Belanda.
Tjong A Fie dikenal dermawan dan sangat dekat dengan masyarakat pribumi dan Tionghoa Kota Medan. Dia disenangi banyak orang karena sifatnya yang dermawan tanpa membeda-bedakan bangsa, ras, agama dan asal usul.
Di rumah ini, pengunjung bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto-foto, lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya pada masa lalu.
Wisata ke tempat ini dikenakan biaya 35.000 per orang dan dipandu seorang tour guide untuk menjelaskan sejarah tokoh itu, kisah sukses, peranannya di masyarakat di masa hidupnya, bangunan-bangunan yang berdiri atas sumbangan dana dari beliau, hingga silsilah keluarganya.
Tjong A Fie memiliki 7 orang anak dari istri ke tiganya yang berasal dari Deli. Dalam rumah ini terdapat juga kamar-kamar yang dimiliki oleh anak-anaknya dan berbagai kisah sukses anak dan cucunya.
Yang saya perhatikan, anak dan cucu Tjong A Fie merupakan orang-orang yang juga sukses di bidangnya masing-masing. Ada yang jadi pengusaha, ada yang jadi guru, ada juga yang jadi olahragawan dan lain sebagainya. Berbagai penghargaan berhasil mereka raih di bidang masing-masing.
Dari kisah Tjong A Fie ini saya belajar bahwa orang yang dermawan dan suka membantu orang lain, tidak akan menjadi miskin. Bahkan malah semakin dilimpahkan rejekinya. Demikian juga keturunannya, tidak jadi kekurangan, namun tetap terpelihara dengan baik.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti tantangan menulis 30 hari di Kompasiana - Day 13
No comments:
Post a Comment