Photo by Zoriana Stakhniv on Unsplash |
Ini adalah kisah seorang wanita single berusia di atas 30 tahun, yang bekerja dengan karir cemerlang di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Wanita ini cerdas, mandiri dan sukses secara karir. Namun dia merasa hidupnya belum lengkap karena dia belum punya pasangan hidup.
Keluarga besarnya sudah mendesaknya untuk segera menikah. Dia merasakan kegelisahan yang makin hari makin besar dalam masa penantian jodoh yang entah kapan akan datang.
Pada suatu hari wanita ini melihat sosok pria tampan, berpenampilan rapi, tampak mapan dan menjanjikan, sedang duduk di area kantin tempat dia biasa makan siang. Pria ini sedang makan siang di satu meja, sendiri saja. Wanita ini pun biasanya makan siang sendiri saja.
Sambil makan siang sesekali si wanita melirik pada sosok pria tampan itu. Dalam hati berguman, “Hm..boleh juga nih..” Tanpa dia duga, pria itu pun melirik ke arahnya dan tatapan mereka bertemu. Wanita ini gelagapan karena tertangkap basah sedang melirik diam-diam. Pria itu tersenyum manis kepadanya membuatnya jadi salah tingkah.
Keesokan harinya wanita itu melihat pria itu lagi. Sedang makan siang di suatu meja, sendiri saja. Wanita itu menjadi penasaran. Dia sering curi-curi pandang pada pria itu.
Beberapa hari kemudian, saat wanita itu sedang makan siang sendirian di kantin, pria itu ternyata disitu juga. Pria ini melangkah menuju ke tempat wanita itu duduk. Menyapanya dan bertanya apakah dia bisa duduk dan makan bersama? Wanita itu kaget bercampur senang dan segera mempersilahkannya. Mereka pun mulai berkenalan.
Pria itu berkata bahwa dia baru bekerja di salah satu perusahaan di area perkantoran itu. Sejak saat itu mereka sering makan siang bersama. Obrolan mereka nyambung dan menyenangkan. Wanita itu pun mulai jatuh cinta. Si pria juga tampaknya tertarik padanya dan melakukan berbagai upaya pendekatan yang romantis. Wanita itu merasa begitu bahagia seperti berada di atas angin.
Dalam hati si wanita yakin bahwa inilah pria itu. Belahan jiwanya. Jawaban Tuhan atas setiap doanya selama ini.
Dalam waktu singkat mereka segera merencanakan pernikahan. Mereka mulai mencari berbagai vendor untuk pesta pernikahan. Moment pernikahan itu adalah sesuatu yang sudah dinanti sekian lama. Mereka berniat menggelar pesta besar dan meriah. Hal itu tentu butuh biaya besar, namun sang wanita bersedia untuk ikut membayar biayanya bersama dengan pria itu.
Si wanita berkarir cemerlang ini lumayan sibuk dengan pekerjaannya, karenanya dia lebih sering mempercayakan pencarian vendor pernikahan pada si pria. Pada suatu hari, pria itu berkata bahwa mereka harus membayar sejumlah besar dana untuk pembayaran DP gedung, catering dan lain-lain untuk persiapan pernikahan.
Dengan penuh rasa percaya si wanita memberikan uang kepada pria tersebut untuk membayar keperluan itu. Pikiran wanita itu sudah dipenuhi oleh segala impian indah akan masa depan pernikahan mereka.
Setelah menerima sekian besar dana untuk membayar vendor pernikahan itu, tak lama kemudian, si pria menghilang. Tak ada kabar berita. Si wanita kalang kabut. Bingung harus bagaimana. Keluarga besar mempertanyakan pernikahan yang sudah di depan mata. Tapi pria ini tak bisa dihubungi lagi.
Wanita itu begitu sedih, kecewa, patah hati, malu, marah dan kehilangan sejumlah besar uang. Impian-impian indahnya porak poranda.
Dia baru sadar, dia terlalu cepat mengambil keputusan. Dia ternyata belum benar-benar mengenal pria itu. Bahkan keluarga pria ini yang katanya tinggal di luar kota, mereka juga menghilang. Tak bisa dihubungi lagi. Dia telah tertipu…
.
.
.
Sementara itu, di suatu kantin di area perkantoran yang lain, sosok pria tampan, berpenampilan rapi, tampak mapan dan menjanjikan sedang makan siang sendiri di satu meja. Mencari mangsa selanjutnya. Wanita-wanita usia di atas 30 tahun, berkarir cemerlang, tapi masih single dan haus akan cinta instant. Ingin segera menikah karena desakan umur.
Itu adalah satu kisah yang aku pernah baca di sebuah majalah wanita. Aku lupa nama majalahnya. Dari cerita itu aku menyadari, ternyata wanita harus waspada dan tidak boleh terlalu cepat percaya untuk menerima cinta seroang pria.
Karena panik dengan usia, seringkali wanita jadi cenderung tak berpikir rasional.
Wow keren Bu, warning untuk kaum kita jangan mudah tertipu dengan penampilan.
ReplyDelete