Sejak merantau ke Jakarta, setiap kali orang bertanya aku asli mana, aku sering bilang, orang Medan.
Padahal sebenarnya aku berasal dari Sibolga. Yang walaupun masih satu propinsi, Sumatera Utara, tapi jaraknya lumayan jauh.
Medan walau bukan kota yang asing bagiku, tapi aku belum pernah khusus jalan-jalan keliling kotanya. Aku biasanya ke Medan bila mau mudik ke Sibolga. Dari Jakarta naik pesawat tujuan Medan dan lanjut ke Sibolga naik bus. Sekedar transit saja.
Saat mudik tahun lalu, aku berniat jalan-jalan di Medan dengan serius biar lebih tau tentang kota ini.
Berikut beberapa tempat yang kami kunjungi hanya dalam satu hari:
1. Museum Tjong A Fie Mansion
Museum ini jadi tempat tujuan pertama kami. Berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.105, di Kesawan, Medan, Sumatera Utara.
Di kawasan ini terdapat banyak gedung tua peninggalan Belanda. Tjong A Fie Mansion adalah bekas rumah Tjong A Fie, seorang saudagar dan filantropis berkebangsaan Tiongkok yang berperan besar dalam membangun di Medan.
Harga tiket masuk Tjong A Fie Mansion adalah Rp 35.000 per orang. Menurutku lumayan mahal untuk ukuran harga masuk museum pada umumnya. Tapi rasanya cukup layak mengingat museum ini dikelola dengan baik.
Pengunjung juga didampingi oleh seorang pemandu wisata yang ramah dan menjelaskan dengan baik dan bertahap bagian-bagian rumah dari lantai 1 sampai lantai 2 lengkap dengan sejarahnya masing-masing. Suasananya juga cukup tenang dan sejuk.
Banyak nilai-nilai keteladanan yang baik dari kehidupan tokoh Tjong A Fie dan anak-anaknya yang diceritakan oleh sang pemandu wisata, terutama dalam hal kedermawanan beliau.
2. Restoran Tiptop
Selesai tour sejarah di rumah Tjong A Fie, kami lanjut makan siang ke salah satu restoran yang juga legendaris di daerah itu. Restoran ini sudah ada sejak zaman Belanda. Jaraknya sekitar 5 menit jalan kaki dari museum. Namanya Tip Top.
Saat kami tiba di restoran itu, tampak beberapa pria dan wanita berpakaian batik sedang berdiri di depan restoran.
Aku pikir mereka pekerja kantoran yang sedang mengantri untuk makan. Ternyata mereka adalah karyawan restoran yang menyambut kedatangan tamu dan mempersilahkan duduk. Wow. Terniat!
Interior restoran ini khas nuansa tempoe doeloe. Di bagian tengah ruangan ada mesin kasir antik dari masa lalu. Di dindingnya terdapat berbagai foto-foto sejarah perjalanan restoran dari masa ke masa.
Di gedung samping restoran terdapat bakery yang berdasarkan info di poto di tembok restoran, kue-kue yang dijual di bakery ini masih dipanggang dengan tungku api, persis seperti jaman dulu kala.
Jadi restoran ini bukan hanya menyajikan beragam menu makanan, roti, dan kue dengan citarasa khasnya, tapi ada juga warisan sejarah yang berharga.
Kami memesan salah satu menu steak plus tak lupa beli kue tart yang sudah dipotong kecil-kecil. Rasanya enak.
3. Istana Maimun
Selanjutnya kami menuju Istana Maimun.
Istana Maimun menampilkan bangunan yang cukup megah yang merupakan peninggalan Kerajaan Melayu Deli.
Di tempat ini juga terdapat meriam puntung dan tersedia penyewaan baju khas Melayu.
Biaya masuk hanya 10 ribu. Tapi menurutku tempat ini hanya indah dari luar saja. Di dalamnya banyak yang jualan cenderamata dan mainan anak.
Seharusnya ada catatan sejarah kerajaan Deli yang bisa disajikan dengan lebih baik.
4. Rujak Kolam
Selanjutnya kami menuju tempat jualan rujak bernama Rujak kolam.
Rujak ini seperti halnya rujak pada umumnya, terdiri dari aneka buah potong yang diberi saus kacang. Bedanya, rujak kolam ditambahkan dengan taburan kacang tanah goreng.
Jumlah satu porsi cukup banyak dan harganya sekitar Rp 20 ribuan.
Tempatnya tak jauh dari Istana Maimun. Kami kesini jalan kaki sekitar 10 menit. Rujak kolam ini berada tepat di seberang Masjid Raya Al-Mashun Medan, atau tepatnya Taman Sri Deli.
5. Taman Sri Deli
Taman ini dekat ke tukang rujak kolam tadi.
Luas taman sekitar 1,4 hektar dan memiliki kolam di tengah taman yang berbentuk trapesium.
Taman ini tadinya namanya Derikan Park terus berganti menjadi Kolam Sri Deli. Terus ganti nama lagi jadi Taman Sri Deli sampai sekarang.
Tidak ada tiket masuk untuk memasuki kawasan taman, alias gratis.
Di tempat ini enaknya duduk santai menikmati ketenangan di tengah hiruk pikuk kota Medan sambil menikmati jajanan kuliner yang bisa dibeli di pedagang kaki lima di pinggir jalan di sekitar taman.
6. Kuliner Jalan Semarang
Untuk mengakhiri acara jalan hari ini kami menuju daerah kuliner Jalan Semarang yang biasanya mulai dibuka di sore hari.
Jalan Semarang ini pada siang hari berperan sebagai toko-toko suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor. Dan pada malam hari berubah jadi pusat kuliner dengan beraneka makanan favorit Medan.
Saat kami kesini, para pedagang baru saja menggelar meja-meja dan kursi untuk mulai bersiap jualan.
Karena sudah lapar dan harus segera pulang karena anak balita belum mandi, kami akhirnya beli makanan di satu ruko namanya Bihun Bebek Atak.
Kami memesan bihun ayam yang rasanya cukup enak dan aromatiknya sangat menggugah cacing di perut. Kuah kaldunya enak dan aroma dari daun ketumbar terasa begitu segar, juga ada taburan bawang putih gorengnya.
Sangat menyenangkan acara jalan hari itu dan tampaknya dengan semua pengalaman itu aku sudah layak untuk ngaku-ngaku sebagai orang Medan. Hehe..
No comments:
Post a Comment