Friday, April 14, 2023

Pengalaman Satu Hari Raun-Raun Keliling Samosir

Saat menyusun itinerary liburan di pulau Samosir, aku agak bingung saking banyaknya tempat keren untuk dikunjungi.

Pulau Samosir adalah suatu pulau yang berada di tengah Danau Toba. Dari pulau ini kita bisa menikmati keindahan danau toba plus kekayaan budaya suku Batak yang merupakan penduduk mayoritas di pulau ini.

Dalam 3 hari kunjungan kami kesini, hari pertama kami muter sekitar Tuktuk dan desa Wisata Tomok yang bisa dijangkau naik angkot dan becak dari tempat kami nginap. Khusus satu hari kami rental mobil untuk jalan ke tempat yang agak jauhan.

Berikut ini beberapa tempat yang kami kunjungi dalam sehari. Yuk simak, siapa tau bisa jadi referensi kamu saat liburan ke Pulau Samosir.

Muterin Pulau Samosir – Bonus Danau Aek Natonang

Hal pertama yang kami lakukan adalah muterin pulau Samosir. 

Sang supir rental mobil, sebut saja namanya Ito, menjemput kami dari penginapan sekitar jam 8 pagi. 

Ito ini adalah pria berusia sekitar 45 tahun, berpenampilan rapi dan dari pandangan pertama, aku tau, dia orangnya pendiam. 

Kami menyampaikan niat kami untuk mengawali perjalanan hari ini dengan muterin Pulau Samosir. Ito yang tampaknya sudah familiar dengan daerah disini menyimak permintaan kami dan tanpa banyak bicara menggangguk paham. Respon yang cukup meyakinkan. 

Perjalanan di mulai dari Tomok, menuju jalan berbukit yang sepi dari kendaraan lain. Hanya ada satu dua mobil yang melintas. Jalanan di sana terbilang agak curam, karena di bawahnya terdapat jurang. Namun tak perlu kuatir, sepanjang jalan sudah dipasangi pembatas jalan. 


Sejauh mata memandang, yang tampak adalah perpaduan hamparan hijau pepohonan di bukit dan perairan Danau Toba yang begitu luas plus awan biru yang cerah yang menciptakan suatu view yang amazing. Rasanya setiap jengkal ingin aku abadikan dalam foto. Sangat indah dan menyegarkan mata. 

Ito juga menunjukkan kepada kami bonus pemandangan super indah di Danau Aek Natonang. Danau ini terdapat di dataran tinggi pulau Samosir, disebut juga danau di atas danau. 

Aku pernah baca tentang danau ini, sebagai salah satu destinasi wisata yang unik di Samosir, tapi aku tak tau tepatnya dimana dan tak tau bila kami akan melaluinya. 

Masuk ke area Danau Aek Natonang, tak jauh dari jalan utama. Suasana di danau itu begitu hijau dan terdapat danau luas dan tenang. Saat itu tak ada pengunjung lain di tempat itu. Suasananya benar-benar tonang, cocok untuk orang yang ingin mencari ketenangan jiwa.

Setelah poto-poto sebentar, kami melanjutkan perjalanan. 

Sesekali Ito menjelaskan nama daerah yang kami lalui. Ada Onan Rungu, Nainggolan, Simbolon, Ambarita dan lain-lain. 

Biasanya nama daerahnya adalah nama marga yang bermukim di tempat itu. Misalnya daerah Nainggolan, daerah ini  dihuni oleh oleh warga bermarga Nainggolan beserta keturunannya.

Di beberapa tempat yang kami lewati itu, ada tugu-tugu marga mungkin sebagai tugu peringatan untuk mengenang nenek moyang marga tersebut.

Sepanjang jalan masih banyak terdapat Rumah tradisional Batak yang bentuk ujung atapnya melengkung ke atas seperti perahu.

Lunch dan istirahat di Palipi

Setelah muter-muterin Pulau Samosir sektiar 2 – 3 jam, kami mampir ke rumah kerabat di daerah Palipi. Di sana kami bersilaturhami sekaligus beristirahat. Kami juga dijamu makan siang yang enak.

Setelah kenyang, kami langsung pulang, hehe..nggak deh. Kami agak lama juga ngobrol-ngobrol sebelum kemudian menuju Bukit Holbung.

Bukit Holbung

Daerah ini makin popular sejak menjadi salah satu tempat syuting film Ngeri-Ngeri Sedap. 

Di tempat inilah Pak Domu dan Mak Domu diajak berwisata oleh anak-anaknya. Bila kamu pernah nonton film itu, kamu pasti setuju bahwa tempat ini sangat indah.

Bukit Holbung adalah kawasan perbukitan dengan rumput hijau yang terhampar luas mirip bukit teletubies dengan view Danau Toba yang aduhai. 


Dari Palipi ke Bukit Holbung ini jaraknya lumayan jauh sekitar 1 jam lebih. Perjalanan menuju bukit ini melewati jalan berbukit yang lumayan curam dan beberapa bagian jalan masih belum diaspal. 

Aku bersyukur bahwa Ito mengemudikan mobil dengan begitu terampil. Kami pun tiba di area bukit Holbung dengan selamat.

Namun, kami harus menelan rasa kecewa karena ternyata sedang ada acara di tempat itu yang membuatnya harus ditutup sementara untuk pengunjung. 

Seharusnya tadi ada informasi di jalan menuju kesana bahwa hari ini tempat itu tutup. Jadi kan kami tak perlu jauh-jauh kesana tapi nggak bisa masuk. 

Air Terjun Efrata Pengobat Rasa Kecewa

Dalam perjalanan turun dari bukit, kami melewati daerah menuju Air Terjun Efrata. Ito menyarankan kami mampir dan kami pun setuju. Biar gak sia-sia banget jalan ke daerah ini.

View menuju tempat ini cukup indah. Kiri kanan terhampar persawahan dan ada batu-batu hitam besar-besar di sekitar sawah itu.  

Dan memang keindahan di Air terjun ini mengobati rasa kecewa. Air terjun ini tidak jauh dari parkiran dan sudah ditata dengan cukup baik. 


El senang main air di sini. Airnya dingin dan sangat menyegarkan. Puas main air, setelah itu kami lanjut ke daerah Pangururan.

Ngaso di Desa Wisata Bagot

Saat kami menyebutkan nama Desa Wisata Bagot kepada Ito, dia sempat bingung. Tampaknya nama itu bukan nama yang familiar baginya.

Namun dia tetap mengikuti arahan kami yang menggunakan google map menuju tempat itu. Sekitar 600 meter dari jalan utama menuju perbukitan. 

Setibanya di depan gerbang Desa Wisata Bagot, Ito berseru, "Oh ini sih namanya Kampung Tuak!" Ternyata warga setempat mengenalnya demikian.


Di Desa Wisata Bagot ini terdapat banyak pohon nira yang menghasilkan tuak yang juga disebut Bagot. Bagot atau tuak ini adalah salah satu minuman khas Batak yang mengandung alkohol.

Kami sebenarnya tak suka tuak, begitupun dengan Ito yang tampaknya sangat menjaga pola makan itu. Tapi karena penasaran dengan bagot, kami pun pesan satu teko. Harganya 30 ribu. Kami cicipin dikit dan rasanya agak pahit. Tapi cukup segar sih. Bagotnya dihidangkan dalam wadah bambu yang cukup unik.



Kalau tak suka minuman beralkohol, kita juga bisa pesen teh atau kopi. 

Selain itu ada juga bolu Bagot, dan gorengan untuk menemani minum. 

Bolu Bagot ini salah satu bahannya adalah air nira juga. Bolu ini rasanya lembut banget dan moist dan lumayan enak. Harga Bolu Bagot ukuran 22 cm hanya sekitar 40 ribuan.



Di sini tersedia balai-balai tempat duduk untuk kita menikmati minuman dan makanan. Sejenis pondok yang didekorasi dengan kain ulos dan ada tikarnya cocok untuk bersantai.

Kami duduk di situ ngopi-ngopi dan ngobrol dengan warga setempat yang ramah-ramah. Menyenangkan. 

Mengobati Rindu akan Sunset di Pantai Pasir Putih Parbaba

Sebelum ke Samosir, kami ke Sibolga dulu. Di sana banyak pantai dan beberapa kali kami ke pantai di sore hari dengan harapan bisa melihat keindahan sunset. Tapi selama kami di Sibolga, sunset yang seharusnya berwarna jingga menghiasi langit sore itu, tak muncul akibat tertutup awan. 

Jadi aku sangat berharap di pantai Pasir Putih Parbaba Samosir ini kami bisa menyaksikan sunset yang indah. 


Bersyukur harapan itu terwujud. Kami tiba di sini di sore hari dan berhasil menyaksikan keindahan sunset yang sebagaimana mestinya. Tak tertutup awan. Beautiful.

Pantai ini termasuk unik karena berada di tepi danau. Bukan di tepi laut. Airnya pun tawar. Tapi beneran mirip pantai. Berombak dan berpasir putih layaknya pantai pada umumnya.

Moment di pantai ini jadi makin berkesan saat kami makan ikan goreng nila di salah sekitar pantai. Rasanya enak dan segar banget. Atau mungkin karena udah laper banget ya. Hehe 


Kesimpulanku untuk perjalanan kami hari ini adalah...menyenangkan. 

 

No comments:

Post a Comment

Bertahan Hidup dan Tetap Waras adalah Suatu Pencapaian

No one is ahead in life, and no one is behind. Everyone is walking their own journey and will reach their destination in their own time. P...